Sunday, February 27, 2011

film

sebenernya, tidak begitu nyata bagi kami, kapan film kita mulai terlelap, atau mati suri itu..
yang kami ingat adalah, saat kami masih kanak kanak dulu, ada film "Petualangan Sherina"
dan ketika kami beranjak dewasa datanglah "AADC".

tepat setelah itu, pilihan didepan kami mulai berangsur membanyak. mereka berdatangan dengan jubah putih berkuncup menutup ujung kepala hingga ujung. sampai pakaian supermini, atas kena bawah kena.
untungnya bagi kami, sedikitnya, dari yang sempat kami ingat, ada Janji Joni, Gie, Laskar Pelangi, Alangkah Lucunya negeri ini, ketika cinta bertasbih, Emak Ingin Naik Haji, Sang Pencerah.

ahh...
3Hati 2Dunia 1cinta, hampir lewat..
yang terakhir ini, membuat kami menyadari, setelah atau sebelumnya kami pelajari, bahwa, film tak baik dengan promosi hebat akan pasti lebih laku dari film baik yang kurang promosi..

oo iya,
jangan sampai lupa, ada tema tema menarik yang terkategori tontonan baik menunggu didepan sana: Rumah Tanpa Jendela, Rindu Purnama

entahlah, belum pasti bagi kami, bagaimana sebuah karya baik menjadi hidup dan berkembang, atau sebaliknya, yang tak patut dimata kamilah yang laku.
tapi sederhananya bagi kami adalah.
rating penonton di teater, ini lebih nyata, lebih berakibat, dari penghargaan penghargaan yang mereka terima beberapa bulan kemudian.

tentunya, kami sangat menghormati pilihan pilihan lain dari saudara saudara kami yang tak hendak datang ketempat tertutup nan gelap itu..
dengan berbagai alasan baik tentunya. dan hal tersebut tak dapat menjadikan kami lebih baik dari mereka, atau sebaliknya.

logika kecil kecilan kami, membisikkan, bahwasannya jenis penonton disana akan sesuai dengan film yang mereka tonton, begitupun niat, dan aktifitas yang mereka lakukan.

sehingga, ketika film film baik ini sepi penonton, yang kemudian berakibat makin sedikitnya yang mau membuat film jenis ini. ini adalah jalan bagi film jenis lainnya untuk berkembang, dan penonton dengan jenis lainnya tadilah yang akan mengisi teater teaternya, dengan aktifitas yang menurut kami tak layak, tak disukai Tuhan.

tapi lho,
yang paling mendasar atas kami menulis ini adalah, kami suka menonton, kami suka mendengarkan cerita, kami suka membaca novel..

adalah certa lain ketika kami mendapat tambahan hikmah, motivasi, semangat, dan hal hal positif yang membangun kami sebagai individu, bagi keluarga kami, dan menjadi kesadaran bagi masyarakat kami untuk membangun peradaban yang lebih baik.

atau sebaliknya, pada awalnya, beberapa dari kami tak begitu suka menonton film, tapi karena promosi tentang sesuatu yang menarik hati kami ada didalam sana, maka kami penasaran untuk melihatnya..

inilah penasaran,
ketika penasaran penasaran tersebut tidak memberi ruang pilihan, atau sedikit sekali memberi ruang pilihan bagi hal hal baik, dibandingkan dengan, apa apa yang sudah diklaim laku dipasaran, oleh para sineas bisnisan..
maka, jangan marah kalau merekalah yang menang.

entahlah, kami hanya ingin menikmati (pada awalnya) film film yang berkualitas, berkualitas secara cerita, sehingga membuat kami mendapat banyak tambahan kebaikan darinya, berkualitas secara penggarapan, secara akting. sehingga misi misi kebaikan tadi membekas kuat pada jiwa kami. sehingga diantara mereka, para sineas, para aktor dan aktris, terjadilah yang kita sering sebut berlomba lomba dalam kebaikan. bukan sekedar berlomba mencapai sebesar besarnya keuntungan.

mudah, dan bebas bagi Allah, untuk menjadikan apa yang dapat kami pilih sebagai tontonan ini menjadi jalan hidayah, dan ujian, godaan..

No comments:

Post a Comment