Monday, October 25, 2010

Turun Bertenang (calm down)

ketika futur telah lelah mengejarmu, wahai semangat.
Tak juga bayang letih, sanggup menarikan rentak yang sama.
Apalagi kantuk, yang telah lama meninggalkan pelupuk asa.

Hari hari itu, betapa sensitifnya engkau memandang waktu.
Hampir hampir saja, amarah dan teman teman sejenisnya berhasil menguasai relung sabarmu.
Yang katanya tak berbatas itu!

Ketika tiga dan empat rekaat, terasa betapa sempurna bekerja melepas jenuhmu.
Meski tak juga sempat waktu bagimu melamakan munajat.
Ya Allah izinkan kami kali ini, meminta sambil berlari.

Butir butir peluh, dalam 'ruang rokok' tak berventilasi mengkristal cepat, ditiup dinginnya malam.
Lalu hujan, menusukkan dingin, perih..
Hujan permintaan pun tak lagi terlalu dipedulikan.

Allah,
Sudilah kiranya, habis kerja yang ini
Engkau rangkul lagi kami dalam rehat, meski sejenak saja.
Izinkan kami, menikmati lagi nafas nafas munajat dalam santai yang cukup.

Angkat derajat takwa kami ya Allah
Karuniakan kami nyamannya berlama lama ruku dan sujud padaMu
Panggil kami terjaga, dalam malam malam cintaMu

Beri kami cukup waktu atas hak cinta pada keluarga dan tetangga kami,
Pada sahabat sahabat sejarah kami.
Mengeratkan lagi simpul simpul ukhuwah yang sedikit renggang.

Kali ini, kami ingin bersila santai..
Melantunkan Istighfar dengan fasih dan pelan
Menembuskan hamdalah pada dinding dinding syukur kami.
Membaca lamat lamat, dzikir pagi dan petang.

Allah,
Rangkul kami dalam hangat cintaMu..

(ba’da rekapitulasi)

No comments:

Post a Comment